Universitas Lampung (Unila) bekerja sama dengan Novosibirsk State Technical University (NSTU) Rusia akan mengembangkan teknologi partikel akselerator yang dapat dimanfaatkan untuk bidang industri, kedokteran, lingkungan, keamanan nasional maupun Iptek modern.
Penandatanganan MoU dilakukan secara daring, Selasa (18/2/2022). Rektor NSTU Prof. Dr. Sc. Anatoly Bataev menandatangani berkas MoU dari kampusnya di Rusia. Dan secara bersamaan Rektor Unila Prof. Dr. Karomani, M.Si., melakukan tanda tangan dari ruang sidang lantai 2 Rektorat Unila.
Penandatanganan MoU ini disaksikan secara langsung NSTU NETI Representative Fedor Leonov, Ph.D., yang hadir di Unila sekaligus menjadi translator bagi kedua pihak.
Dalam sambutan daringnya, Anatoly Bataev mengatakan, NSTU dan Unila akan melakukan kerja sama di bidang ilmu pengetahuan, terutama teknologi radiasi karena NSTU memiliki banyak pakar di bidang tersebut.
“Harapan saya setelah penandatanganan dokumen ini, NSTU dan Unila bisa melakukan pekerjaan riil sehingga kerja sama dengan Asia Tenggara, Indonesia, termasuk Unila menjadi lebih erat demi kepentingan kedua negara,” ujar Anatoly Bataev.
Dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Unila Prof. Karomani beserta jajaran atas kerja sama yang terjalin dan berharap kerja sama ini dapat dilakukan untuk jangka panjang.
Sementara, Rektor Unila Prof. Karomani dalam sambutannya memaparkan tentang profil Unila yang memiliki 5 program doktoral, 34 program magister, 57 program sarjana, 3 profesi, dan 12 program diploma pada semua bidang studi, serta memiliki 8 fakultas dan satu pascasarjana.
Dia mengatakan, Unila yang berada di Provinsi Lampung merupakan bagian dari Indonesia, sangat berpotensi untuk berbagai perkembangan industri. Saat ini ekonomi di Lampung didukung bidang pertanian, perdagangan, serta panas bumi dan pariwisata.
“Semua potensi ini memiliki prospek tinggi dan berkembang sangat pesat di provinsi ini,” katanya.
Karomani mengatakan sangat antusias dengan rincian kerja sama yang ditawarkan NSTU di bidang teknologi radiasi. Selain itu, Unila-NSTU bisa berkolaborasi dalam bentuk pertukaran mahasiswa dan dosen, penelitian bersama, kegiatan publikasi ilmiah, serta kegiatan akademik yang didukung kedua pihak.
“Akhirnya saya menyampaikan terima kasih kepada semua narasumber, panitia, dan semua pihak yang terlibat,” pungkas Karomani menutup sambutannya.
Sementara, Fedor Leonov diwawancara di sela acara menjelaskan, kerja sama bidang teknologi radiasi yang ditawarkan NSTU kepada Unila berupa teknologi partikel akselerator yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang kehidupan.
Dia mencontohkan, teknologi partikel akselerator dapat digunakan untuk sterilisasi produk industri makanan dengan membunuh mikroorganisme berbahaya melalui teknologi penyinaran.
“Teknologi ini tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan tapi juga untuk komersial. Untuk itu saya ingin ada usahawan yang terlibat dalam kerja sama ini nantinya,” kata Fedor Leonov.
Dia menjelaskan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi partikel akselerator akan membutuhkan infrastuktur laboratorium dengan standar keamanan nasional. Untuk itu, Unila-NSTU akan mengkaji kebutuhan perizinan sesuai peraturan dalam negeri Indonesia. ()